TIDAK BERACUN: CEO Faber-Castell, Stefan Leitz dan Managing Director Faber-Castell International Indonesia, Yandramin Halim mengunyah produk pensil Faber-Castell di hadapan awak media pada acara media briefing di Jakarta, Sabtu (9/4/2022). Ini sebagai pembuktian bahwa produk Faber-Castell tidak mengandung zat berbahaya dan aman bagi anak-anak.
Pencapaian tersebut merupakan hal yang membanggakan, mengingat pandemi Covid-19 menghantam hampir seluruh sektor bisnis selama dua tahun ke belakang. Hal ini didukung oleh penjualan online yang meningkat di beberapa negara seperti di Australia, Eropa, dan Amerika Serikat, termasuk di Indonesia.
“Selama pandemik, masyarakat lebih banyak meluangkan waktunya untuk melakukan hobi, termasuk hobi menggambar dan menulis secara manual. Hal itu berdampak positif bagi perusahaan,” sambung Leitz.
Leitz menambahkan pihaknya juga memperkenalkan budaya baru melalui “Satu Faber-Castell” bagi seluruh karyawan Faber-Castell seluruh dunia. Ini demi memperkuat dan mengembangkan perusahan dua kali lebih kuat dari pasar selama lima tahun ke depan.
Terkait digitalisasi, Faber-Castell tidak menganggap digitalisasi sebagai ancaman, tetapi sebagai peluang. Digitalisasi dijalankan melalui dua pendekatan, yakni digitalisasi internal dan eksternal. Yakni, dengan digitalisasi internal akan mempercepat proses komunikasi dan bisnis secara internal, bahkan termasuk secara global. Sementara eksternal, digitalisasi memberikan peluang dan cara baru komunikasi kepada konsumen melalui beragam platform.
Leitz menambahkan penggunaan alat tulis akan terus ada di era serba digital, hal ini sudah dibuktikan melalui studi kasus. “Menulis dan menggambar dengan pensil, terutama di masa anak-anak akan membantu pertumbuhan otak mereka. Kreatifitas top 5 keterampilan yang harus dimiliki pada abad mendatang,” ungkap Leitz.
Leitz melanjutkan hampir seluruh orang tua ingin mendidik anaknya dengan produk dan layanan terbaik, termasuk dalam pendidikan dan keterampilan. Selain itu, mereka juga ingin agar anak-anak mengurangi ketergantungan terhadap gadget.
Sementara itu, Managing Director Faber-Castell International Indonesia, Yandramin Halim mengatakan Faber-Castell telah hadir di Indonesia sejak 1990. Kehadiran Faber-Castell melalui pabrik pensil yang terletak di Bantar Gebang-Bekasi. Keberadaan pabrik pensil tersebut juga kini dilengkapi oleh pabrik marker/spidol yang terletak di Cibitung-Bekasi.
”Hasil produksi dari kedua pabrik tersebut bukan hanya untuk market domestik, bahkan untuk memenuhi pasar ekspor di 30 negara. Untuk menjamin keamanan, produk Faber-Castell telah dilengkapi oleh sertifikasi Conformite Europene (CE) dan terbukti tidak beracun. Ini artinya produk kami berkualitas tinggi,” ungkap Halim.
Untuk membuktikan produk Faber-Castell aman dan tidak beracun, Yandramin Halim dan Stefan Leitz mengunyah salah satu produk pensil Faber-Castell di hadapan wartawan yang meliput. ”Mohon maaf bagi yang sedang puasa ya,” ujarnya sembari disambut decak kagum para wartawan.
Sebelumnya, Halim menceritakan pernah meminum tinta Faber-Castell di hadapan media. ”Meminum tinta itu pernah saya lakukan pada sebuah sesi jumpa pers beberapa tahun lalu. Dan kondisi saya baik-baik saja sampai saat ini. Tinta tersebut ikut terbuang ketika saya buang air, dan tidak tercampur dalam aliran darah,” tuturnya.(lin)