Unordered List

Tampilkan postingan dengan label Figur. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Figur. Tampilkan semua postingan

2023 jadi Tahun Kunjungan Kalsel, Ini Kata Rektor ULM

Prof Ahmad Alim Bachri
BANJARMASIN – Tahun 2023 diprogramkan oleh Pemprov Kalsel sebagai tahun kunjungan ke Kalsel. Program yang bakal digeber secara nasional ini akan dimaksimalkan demi meningkatkan potensi ekonomi di Kalsel. Semua pihak diharapkan bisa mendukung program tahun kunjungan ke Kalsel tersebut. Universitas Lambung Mangkurat (ULM) menjadi salah satu lembaga yang menyatakan kesiapannya mendukung program tahun kunjungan ke Kalsel.

               “ULM yang membidangi pendidikan dan akademisi perguruan tinggi negeri di Kalsel tentu menyambut secara antusias program tahun kunjungan ke Kalsel tersebut. Dan ULM siap berkolaborasi dan berkontribusi positif yang nantinya bermuara terhadap peningkatan perekonomian Kalsel,” sebut Rektor ULM, Prof Ahmad Alim Bachri kala dijumpai di sebuah acara di Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Negara (DJPb) Kalsel, Selasa (10/1).

             Salah satu bentuk komitmen ULM terhadap program tahun kunjungan ke Kalsel adalah dengan menjadi host ajang nasional, yakni Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (Pomnas) 2023, Oktober mendatang. “Kami dapat surat dari Pusat bahwa Kalsel mendapat kehormatan menjadi tuan rumah Pomnas 2023. Ajang nasional ini tentu saja relevan dengan program tahun kunjungan ke Kalsel. Pada ajang Pomnas tersebut, setidaknya akan mendatangkan 10 ribu orang ke Kalsel. Ini tentunya akan memberikan dampak yang luar biasa buat perekonomian Kalsel,” sambungnya.

               Lewat Pomnas, Alim yakin sejumlah sektor usaha di Kalsel akan bergeliat. “Mulai dari sektor akomodasi, transportasi, konsumsi, pariwisata, bahkan UMKM Kalsel akan banyak terjadi transaksi. Sehingga, turut memberikan pendapatan tambahan buat masyarakat sekaligus PAD (Pendapatan Asli Daerah) Kalsel,” sambungnya.

               Di sisi lain, Alim tak menampik perekonomian Kalsel juga semakin menunjukkan performa yang menggembirakan. “Ini tak lepas dari kebijakan Pemprov Kalsel dalam memulihkan dan menggerakkan perekonomian. Kinerja Pemprov Kalsel dalam hal ini patut diapresiasi,” tandasnya.(lin)    

Masa Depan Industri Sawit di Tangan Generasi Muda

TOFAN MAHDI
JAKARTA - Masa depan industri minyak sawit Indonesia berada di tangan generasi muda, anak-anak milenial hingga generasi Z. Perlu penguatan strategi kampanye positif di kalangan anak-anak muda. Jika tidak, sektor kelapa sawit akan ditinggalkan. Mati bukan karena kehilangan permintaan tetapi karena kehilangan generasi yang melanjutkan tongkat estafet menjaga keberlanjutan industri strategis nasional ini.

Hal tersebut disampaikan Tofan Mahdi, Ketua Bidang Komunikasi GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia), dalam bincang santai dengan sejumlah wartawan di sela-sela kegiatan IPOC (Indonesian Palm Oil Conference) di Nusa Dua Bali, awal November lalu. Tofan mengatakan dengan pergeseran teknologi komunikasi digital yang masif, rasanya tantangan komunikasi di industri sawit bisa dihadapi dengan ringan. Tentunya, jika semakin banyak generasi muda terlibat dan berperan aktif dalam banyak bidang di industri sawit. “Di bidang teknis, sudah ada banyak anak muda yang masuk dan bekerja di industri sawit. Tetapi dalam bidang komunikasi, kampanye positif, dan advokasi kebijakan, perlu lebih banyak anak-anak muda terlibat di dalamnya,” kata Tofan.

Tofan Mahdi yang pernah menjadi PR Terbaik Indonesia 2016 versi Majalah PR Indonesia ini mengatakan ada tiga tantangan besar yang dihadapi industri minyak sawit. Yaitu tantangan kebijakan, keberlanjutan, dan fluktuasi harga. Dari tiga tantangan tersebut, tantangan kebijakan adalah yang terberat. “Fluktuasj harga CPO, sebagai sektor usaha bidang komoditas, kita dalam posisi tidak bisa melakukan apapun. Fluktuasi harga komoditas sepenuhnya ditentukan oleh mekanisme permintaan dan penawaran di pasar,” kata mantan Wakil Pemimpin Redaksi Jawa Pos ini.

Tantangan kedua, kata Tofan, adalah tantangan keberlanjutan. Komitmen sektor kelapa sawit terhadap tata kelola yang berkelanjutan (sustainable palm oil) adalah mutlak. “Terkait komitmen keberlanjutan ini, ibarat pesawat terbang yang baru lepas landas, kita sudah sampai pada titik yang tidak bisa kembali atau point of no return. Diwajibkan atau tidak, diminta Eropa atau tidak, komitmen keberlanjutan adalah mutlak,” kata Tofan yang juga menjabat sebagai Senior Vice President (SVP) of Communication, Public Affair, and Investor Relation PT Astra Agro Lestari Tbk.

Tantangan ketiga, kata dia, adalah tantangan kebijakan. Belajar dari pengalaman yang terjadi pada semester pertama tahun 2022, Tofan berharap seluruh pemangku kepentingan dalam mata rantai industri sawit tetap kompak dan konsisten mendukung munculnya kebijakan yang pro terhadap industri sawit yang berkelanjutan. “Teman-teman pelaku usaha dan petani sawit harus makin kompak dalam advolasi kebijakan apapun terkait sawit,” kata pria asal Pasuruan berusia 48 tahun ini. 

Selain dilibatkan dalam kampanye positif sawit, kata Tofan, generasi muda juga harus mulai terlibat dalam advolasi kebijakan terkait sawit. “Anak muda mungkin kalah dalam pengalaman, tetapi perspektif mereka akan lebih objektif dalam melihat tantangan di industri sawit. Baik tantangan itu yang berasal dari luar negeri ataupun dalam negeri,” katanya.

Tofan Mahdi mengapresiasi program-program kampanye positif sawit yang melibatkan generasi muda.  "Seperti yang dilakukan asosiasi pelaku usaha seperti GAPKI, asosiasi petani sawit, maupun pemerintah dalam hal ini BPDP KS (Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit)," sebutnya.(lin)

© all rights reserved
made with by templateszoo